Selasa, 29 September 2015

Selamat Kembara





Matahari di atas kepala
Kita sibuk bercerita

Matahari di ambang batas
Kita sibuk tertawa lepas

Bulan bersinar cerah
Tangan sibuk menengadah,

Kuselipkan berjuta doa di tangan Sang Kuasa
Tergoreskan banyak namamu disana
Semoga cerita bahagia yang terlontar
Saat kita kembali jumpa.

Minggu, 27 September 2015

Angin dan Legam






Angin berhembus
Menyelinap diantara ruang tubuh
Siang ini sunyi
Hanya ada aku dan si legam dalam cangkir

Perlahan ku perhatikan asap lemah si legam
Menguap, bersatu dengan angin

Ingin rasanya pula diri ini menguap
Bersatu dengan angin yang membawaku jauh
Padamu yang jauh

Agar sekiranya aku bisa menikmati hangatnya si legam
Bersama sejumput candaan manis dan riuh
Bersamamu yang jauh.

Senin, 21 September 2015

Pada Kalian






Gelapnya malam menenangkan
Dinginnya malam perlahan enyah
Panasnya siang tak menyurutkan suasana
Deru kendaraan tak mampu mengalahkan kerasnya tawa
Saat kita bersama.

Wahai ayah dan ibu.
Kepada kalian rinduku berlabuh.
Kepada kalian ku titip kecup seribu malam.
Sampai Tuhan ijinkan kembali jumpa.

Rabu, 16 September 2015

Kawan






Dengan kalian ku tertawa
Melupakan beban walau tuk sekejap
Dengan kalian aku melangkah
Melewati rimbunnya rasa asing
Di tanah orang lain

Kawan serantau, senasib dan sepenanggungan. Bagiku mereka ini harta. Setiap tawa yang lepas, setiap tangis yang reda, setiap cerita yang berdengung hingga adzan subuh berkumandang, setiap petikan nada yang selimuti senja bersama kebulan asap rokok.
Kita tau rasanya jauh dari mereka. Mereka yang kita cintai. Karna itu kita saling menjaga, bak sesama keluarga. Apalah arti materi ketika kamu hanya berkawan sepi? 
Betapa bahagianya aku yang punya kesempatan untuk berpapasan dengan kalian dalam kembara ini.
Terima Kasih.

Rabu, 09 September 2015

Wahai Pelintas Pikiran





Tergambar raut wajahmu
Kala aku bermain pikiran
 Kamu yang jauh.
Kamu terwakilkan aksara
Hangat yang kurasa bukan dari pelukmu
Melainkan dari alat kotak yang mendekatkan jarak
Kedua matamu
Gelak tawamu
Tingkah lakumu
Segala tentangmu

Semoga segera bersua
 Aku rindu.

Minggu, 06 September 2015

Mati Rasa

Ku menjerit
Ku terseok
Ku terdampar
dalam luasnya padang yang berbisik
berbisik pilu

Lelah

Ingin ku rebahkan kepalaku
Ingin ku kibaskan segala rasa
Aku ingin mati rasa tuk sejenak

Lelah.

Selasa, 01 September 2015

Pertama

Gulita ini menyiksa
Namun lantunan melodi tenangi jiwa
Bercahayakan layar tujuh belas inch
aku menulis
Secarik puisi dalam malam
Menyampaikan sejuta salam
kepada kalian
Para manusia pencari makna