Kita yang pernah terpisahkan batas tak nampak
Takdir katanya
Kemungkinan tumbuh liar di ladang pikiran
Tertiup angin yang mebawa harum indahnya andai
Mengapa terlambat?
Namun kini terbayar semua
Aku adalah aku
Kamu adalah kamu
Kita adalah kita
Yang aku cinta
Jatuhkan segala sejenak
Biarkan waktu yang mengambil nahkoda
Sandarkan kepalamu pada bahuku yang mungkin rapuh
Damai katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar